Antara Kendaraan Taktis dan Nyawa di Jalan: Refleksi atas Gugurnya Affan Kurniawan
Di dunia otomotif, kita terbiasa bicara soal spesifikasi, performa, dan estetika. Tapi ada momen di mana kendaraan bukan lagi soal mesin, melainkan soal dampak. Salah satunya adalah kejadian tragis yang menimpa Affan Kurniawan, pengemudi ojek online berusia 21 tahun, yang meninggal dunia setelah tertabrak dan terlindas mobil Barracuda milik Brimob Polri.
Barracuda bukan kendaraan biasa. Ia dirancang untuk menghadapi situasi ekstrem—anti huru-hara, tahan benturan, dan punya bobot serta dimensi yang jauh di atas kendaraan sipil. Tapi justru di titik itulah kita perlu bertanya: bagaimana kendaraan sebesar dan seberat itu bisa beroperasi di ruang publik tanpa kontrol psikologis yang matang dari pengemudinya?
Dalam dunia otomotif, kita tahu bahwa kendaraan bukan hanya soal teknis, tapi juga soal tanggung jawab. Setiap pengemudi membawa beban moral di balik kemudi. Apalagi saat mengendarai kendaraan taktis yang bisa mengubah satu kesalahan kecil menjadi tragedi besar.
Secara psikologis, ada banyak faktor yang bisa memengaruhi pengemudi kendaraan taktis: tekanan situasi, instruksi komando, persepsi ancaman, bahkan bias terhadap kelompok tertentu. Tapi apapun alasannya, ketika nyawa melayang, kita tidak bisa berlindung di balik prosedur. Kita harus berani bilang: ada yang salah, dan harus diperbaiki.
![]() |
Ilustrasi Visual. Semua karakter dan seluruh objek pada gambar ini dibuat oleh ide kreatif dan imajinatif YSS untuk Blvckkarko.LLC dengan bantuan Microsoft AI Technology, menggunakan command prompt untuk Copilot. Ilustrasi Visual ini bisa saja tidak akurat dan tidak mewakili kejadian sebenarnya. Hak Cipta © 2025 Blvckkarko.LLC | Copilot-assisted creation. |
Visual yang saya buat menggambarkan momen itu—seorang pengendara ojol duduk di jalan, mengangkat tangan ke arah kendaraan besar yang mendekat. Bukan untuk menyalahkan, tapi untuk mengingatkan: bahwa di balik helm dan jaket itu, ada manusia. Bukan target, bukan hambatan, tapi nyawa yang layak dihormati.
"Hese hirup di Konoha mah, jalma leutik mah meus meus katincak… ayeuna mah jadi tertindas jeung terlindas!!" — Yossy Setiawan Sobandi
Sebagai bagian dari komunitas otomotif, kita punya peran. Bukan hanya merawat kendaraan, tapi juga menjaga nilai-nilai kemanusiaan di jalan. Karena kalau kita diam, kita ikut membiarkan roda besar terus berputar tanpa arah.
Semoga Affan Kurniawan diterima di sisi Allah SWT, diampuni segala khilafnya, dan diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Usianya masih muda, perjuangannya belum selesai, tapi semoga amal baiknya menjadi bekal yang cukup untuk pulang dengan tenang.
Kepada para pemimpin, pejabat, dan aparat: semoga kejadian ini jadi pengingat bahwa rakyat bukan musuh. Mereka turun ke jalan bukan karena benci, tapi karena peduli. Karena cinta pada negeri ini kadang harus disuarakan lewat keringat, teriakan, bahkan air mata.
Sayangi rakyatmu. Dengarkan mereka. Karena negara ini berdiri bukan hanya di atas kekuasaan, tapi di atas harapan jutaan orang kecil yang ingin hidup layak dan aman. (YSS/Blvckkarko)
Comments
Post a Comment