π Daihatsu Charade G100 & G102: Cerita Mobil, Komunitas, dan Perjalanan Hidup
Dulu saya pernah punya dua mobil yang cukup berkesan: Daihatsu Charade G100 warna maroon dan G102 Classy warna hitam doff. Dua-duanya bukan mobil mewah, tapi punya tempat khusus di hati saya karena banyak cerita yang lahir dari sana.
![]() |
Daihatsu Charade G102 (Classy/Winner) dan G100 (CX). Semua karakter dan seluruh objek pada gambar ini dibuat oleh ide kreatif dan imajinatif YSS untuk Blvckkarko.LLC dengan bantuan Microsoft AI Technology, menggunakan command prompt untuk Copilot. Bentuk dan warna kenadaraan bisa saja tidak akurat dan tidak mewakili produk asli. Hak Cipta © 2025 Blvckkarko.LLC | Copilot-assisted creation. |
G100 Maroon: Si Teko yang Membuka Jalan
Charade G100 saya beli karena butuh mobil kecil yang irit dan gampang dirawat. Mesinnya 3 silinder, tampilannya bulat khas mobil akhir 80-an. Saya kasih julukan “Teko Maroon”—karena bentuknya mungil, warnanya khas, dan selalu siap diajak jalan.
Teko Maroon bukan cuma kendaraan, tapi pembuka jalan ke dunia komunitas. Lewat mobil ini, saya gabung ke C2W (Charade Classy Winner) Community. Dari situ saya ketemu banyak teman baru, belajar soal mobil, dan akhirnya ikut bantu bentuk C2W Chapter Bandung. Nggak nyangka, saya malah dipercaya jadi Ketua Chapter. Waktu itu rasanya senang banget, bisa kumpul bareng orang-orang yang punya minat sama. (Teko Maroon: 2009-2013)
G102 Classy Hitam Doff: Si Nyi Iteung yang Setia
Setelah Teko Maroon, saya punya G102 Classy warna hitam doff. Saya kasih nama “Nyi Iteung”—karena warnanya gelap dan karakternya tangguh. Mobil ini lebih nyaman dari G100, mesinnya 1.3L, sudah ada power steering dan AC. Cocok buat dipakai harian dan jalan jauh.
Nyi Iteung nemenin saya dari tahun 2013 sampai 2018. Banyak momen bareng dia: kopdar, touring, sampai bengkel dadakan di pinggir jalan. Tapi namanya mobil tua, lama-lama mulai rewel. Biaya perawatan makin besar, dan di sisi lain, waktu buat komunitas makin terbatas.
Anak-anak mulai besar, kebutuhan keluarga makin banyak, dan saya harus fokus cari nafkah. Akhirnya saya putuskan untuk pamit dari komunitas dan kembali ke rutinitas sebagai kepala keluarga. Nyi Iteung pun saya lepas dengan berat hati. Tapi saya tahu, itu keputusan yang harus diambil.
Kenangan Bareng Om "Mammoth"
Di C2W, saya juga kenal sosok yang sangat berkesan: Om Mammoth. Beliau orangnya tenang, bijak, dan selalu kasih masukan yang baik buat kemajuan Chapter Bandung. Banyak hal yang saya pelajari dari beliau, bukan cuma soal mobil, tapi juga soal sikap dan cara berpikir.
We'll be missing u... Teruntuk saudara ku, Om Mammoth, yang kini sudah tenang di sisi Allah SWT. Terima kasih atas semua nasihat dan kebaikanmu. Jejakmu akan selalu kami kenang, bukan hanya sebagai pecinta Charade, tapi sebagai sosok yang mengajarkan arti kebersamaan dan ketulusan.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu. Allahumma waj’al qabrahu raudhatan min riyaadil jannah. Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah beliau, melapangkan kuburnya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin..
Dan untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan, kekuatan, dan limpahan rahmat dalam menjalani hari-hari ke depan. Kehilangan memang berat, tapi cinta dan doa akan selalu menyertai.
Penutup
Artikel ini saya persembahkan untuk Almarhum Ilman Samudra—sahabat kami yang lebih dikenal sebagai Om Mammoth—dan untuk seluruh keluarga besar C2W (Charade Classy Winner) Community. Terima kasih atas semua momen, tawa, dan pelajaran yang pernah kita bagi, baik di jalanan maupun di ruang obrolan sederhana.
Meski saya sudah tidak lagi aktif di komunitas dan tidak lagi memiliki Charade, rasa persaudaraan itu tetap hidup. Karena yang menyatukan kita bukan cuma jenis mobil, tapi semangat saling dukung, berbagi, dan tumbuh bersama.
Mobil bisa berpindah tangan, waktu bisa berganti arah, tapi kenangan dan persahabatan yang tulus akan selalu punya tempat. Semoga kita semua tetap sehat, tetap semangat, dan tetap saling menguatkan—di jalan hidup masing-masing.
Yossy Setiawan Sobandi
(Teko Maroon & Nyi Iteung, 2009–2018)
Jika artikel ini memberi wawasan baru atau sekadar menemani waktu luang Anda, jangan lupa untuk like dan share agar manfaatnya bisa menjangkau lebih banyak pembaca.
Untuk konten ringan namun tajam seputar otomotif dan gaya hidup, silakan follow blog . Dan bagi Anda yang haus akan informasi seputar teknologi, review gadget, kearsipan, musik, game, kuliner nusantara, hingga refleksi spiritual, kunjungi juga —tempat di mana dokumentasi bertemu inspirasi, dan narasi menjadi ruang tumbuh bersama.
Tetap jaga kesehatan, kendalikan finansial dengan bijak, dan jangan lupa untuk tetap keep humble di tengah ketidakpastian hidup di negara konoha yang semakin wadidaw ini. Adios Permios! π
Comments
Post a Comment